Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal Muslimin Gholamali Shafaei Bushehri, perwakilan Wali Faqih di Provinsi Bushehr, dalam pertemuan dengan para guru Madrasah Ilmiah Imam Khomeini (ra) Bushehr, menekankan pentingnya membangun dan memperkuat struktur pembimbingan serta konseling akademik bagi para santri. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan kebutuhan mendesak untuk membina generasi ulama masa depan.
Shafaei Bushehri membedakan dua peran kunci: “penasehat akademik” dan “pembimbing (murabbi)”.
- Penasehat akademik: Sosok yang menjawab pertanyaan studi santri dalam kitab-kitab seperti al-Rasail, al-Makasib, dan Kifayah al-Usul, serta mengajarkan metode belajar—khususnya saat akses ke guru utama tidak tersedia.
- Pembimbing (murabbi): Perannya lebih luas, membina santri secara ilmiah dan moral pada aspek pribadi, keluarga, sosial, dan profesi, sekaligus menanamkan wawasan politik. Sebagian orang mungkin beretika pribadi baik namun belum memiliki etika profesi/keilmuan; pembimbing membantu membentuk kelengkapan ini.
Menyoroti masa-masa sulit seperti pandemi, ia menekankan bahwa peran pembimbing sangat penting untuk menjaga identitas kepesantrenan dan mengatasi kebingungan santri. Pembimbing harus hadir untuk memetakan situasi dan kebutuhan, mengarahkan, mendampingi, dan melindungi santri.
Imam Jumat Bushehr menambahkan, santri tidak boleh dipandang sekadar individu biasa, sebab mereka berpotensi menjadi ulama besar, penulis, atau peneliti di masa depan. Karena itu, pembimbing perlu berinvestasi waktu dan perhatian, layaknya orang tua yang penuh kasih, sebab “hidup-mati” proses kepesantrenan mereka bergantung pada kesungguhan pembimbing.
Ia menekankan perlunya pertemuan rutin mingguan antara penasehat akademik dan pembimbing untuk berbagi pengalaman, membahas masalah santri, dan mencari solusi bersama. Semua laporan, catatan perkembangan, karakteristik santri, dan proses kemajuan harus didokumentasikan secara rapi, dalam format digital dan nondigital, agar dapat menjadi bahan evaluasi dan kajian pola tantangan di masa depan.
Shafaei Bushehri juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan santri: jangan sampai hanya tenggelam dalam studi hingga melupakan kancah sosial dan Revolusi Islam, atau sebaliknya terlalu sibuk dengan aktivitas luar hingga mengabaikan pelajaran.
Your Comment